Perbandingan Antara Mental Miskin dan Mental Kaya


Seorang miskin mengeluh pada rajanya. Ia mengeluh karena terus miskin, sementara tetangganya terus bertambah kaya.

Ia selalu berkata kalau hidup ini tidak adil karena dia sudah bekerja keras tapi terus miskin sedangkan tetangganya enak, hidup mewah, karena berasal dari keluarga kaya.

Agar adil, raja itu lalu memerintahkan dua orang itu, si kaya dan si miskin, pergi dari rumahnya tanpa membawa apa-apa, hanya diberi uang saku sekadarnya, dan harus bekerja di sebuah tanah yang memiliki tambang emas.

Si miskin bekerja dengan giat. Ia bangun pagi dan pulang malam untuk bekerja dengan semangat. Lama kelamaan, ia mulai mendapatkan hasil. Hingga enam bulan kemudian, ia sudah punya harta yang lumayan.

Bagaimana dengan si kaya ?

Ia pun kerja keras. Ia makan seadanya lalu mulai mengajak tetangganya bekerja sama. Mereka memakai sistem bagi hasil, lalu mulai mempekerjakan satu, dua, hingga puluhan pegawai. Enam bulan kemudian, hasilnya adalah 10x lebih besar dari si miskin.

Banyak orang punya semangat, suka bekerja keras, tapi sayang hidupnya tidak berubah dari waktu ke waktu. Seperti halnya kisah diatas, jangan buru-buru mengeluh dan menyalahkan atau justru membiarkan hati diliputi iri dan menyalahkan mereka yang tampak lebih sejahtera.

Bukankan jauh lebih baik daripada mengeluh, kita belajar dari mereka ?

Jika si miskin dalam cerita di atas memilih belajar dari si kaya yang tidak sekadar bekerja keras, tapi bisa membangun network, berani bekerja sama, memiliki manajemen yang baik, tentu ia tidak perlu harus mengeluh dan menuduh orang lain yang bukan-bukan.

Bagaimana dengan hidup Anda hari ini ?

Apakah Anda seperti si miskin atau sudah pada level seperti si kaya ?

Silahkan share jika bermanfaat.

0 komentar

Post a Comment